Komunitas TO PO RANO Silovi

 

 

Rano, adalah sebuah kesenian tradisi masyarakat kaili (suku asli yang mendiami beberapa kabupaten dan kota di provinsi sul Teng, termasuk Kabupaten Sigi). Rano sendiri di gelar pada ritual ritual besar terutama panen (vunja) dan penyembuhan (balia).  Secara bentuk Rano terlihat mirip dengan Raego (juga sebuah kesenian tradisi yang dimainkan pada saat vunja sebagai media untuk menyampaikan rasa syukur mereka akan hasil bumi yang melimpah dan tanah yang subur). Seperti halnya Raego, rano yang dimainkan masyarakat adat di dusun silovi desa balumpewa kecamatan dolo barat kabupaten sigi juga memberikan represi atau penekanan pada gerakan kaki dan vocal, merekapun mengelilingi tiang vunja dengan putaran yang berlawanan dengan arah jarum jam. Perbedaan tekhnis gerak dan langkahlah yang paling menonjol, langkah pada Rano lebih variatif.  Selain itu, melodi vocal yang digunakan pada saat rano juga cukup jauh berbeda. Tekhnik Vocal pada rano terkesan lebih soft dan tidak meletup letup seperti raego pada umumnya.

Berkaitan dengan sebuah mitologi terjadinya rano versi masyarakat adat toporano dusun silovi bahwa rano memiliki makna filosofi yang tersirat. Ketika seorang anak bungsu dari sebuah keluarga petani telah memberanikan dirinya mengambil sebuah keputusan untuk melompat kedalam ladang orang tuanya guna menggantikan bibit padi yang telah ia makan bersama 6 orang kakaknya. Kemarahan orang tuanya mendesak dia untuk melakukan “rano” pada tubuh dan pikirannya. Pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan inilah yang dimaksud Rano oleh masyarakat To Po rano dusun Silovi. Dimana hati dan pikiran harus diseimbangkan sebelum menentukan sesuatu.

Untuk wilayah lembah Sigi sendiri, Masyarakat adat dari dusun silovi ini adalah salah satu kounitas adat yang aktif dan cukup populer di kalangan masyarakat adat lainnya yang bermukim di lembah. Mereka kerap kali diundang oleh desa desa dan kecamatan kecamatan tetangga untuk melakukan ritual adat saat panen maupun penyembuhan.